Tugas Sejarah

Pertanyaan:

  1. Peristiwa Bandung Lautan Api. Jelaskan sebab terjadi peristiwa, jalannya peristiwa, beserta foto tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa tersebut
  2. Peristiwa Linggarjati. Jelaskan jalannya pelaksanaannya, wakil delegasi masing-masing negara, dan isi perundingan. Sertakan foto Perundingan
  3. Perundingan Renville. Jelaskan jalannya pelaksanaannya, anggota KTN, wakil delegasi masing-masing negara, dan isi perundingan. Sertakan Foto Perundingan
  4. Jelaskan dampak perundingan Renville (17 Januari 1948) bagi bangsa Belanda  dan dampak bagi Indonesia!
  5. Jelaskanlah faktor-faktor yang memaksa Belanda harus keluar dari Indonesia! Faktor dari dalam negeri Indonesia dan faktor dari luar negeri.

Jawaban:

  1. Suatu hari di Bulan Maret 1946, dalam waktu tujuh jam, sekitar
    200.000penduduk mengukir sejarah dengan membakar rumah dan harta benda
    mereka,
    meninggalkan kota menuju pegunungan di selatan. Beberapa tahun kemudian,
    lagu “Halo Halo Bandung” ditulis untuk melambangkan emosi mereka, seiring
    janji akan kembali ke kota tercinta, yang sekarang telah menjadi lautan api.*Setelah Proklamasi*
    Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Indonesia belum sepenuhnya merdeka. Kemerdekaan
    harus dicapai sedikit demi sedikit melalui perjuangan rakyat yang rela
    mengorbankan segalanya. Setelah Jepang kalah, tentara Inggris datang untuk
    melucuti tentara Jepang. Mereka berkomplot dengan Belanda dan memperalat
    Jepang untuk menjajah kembali Indonesia. Jejak Perjuangan “Bandung Lautan
    Api” membawa kita menelusuri kembali berbagai kejadian di Bandung yang
    berpuncak pada suatu malam mencekam, saat penduduk melarikan diri,
    mengungsi, di tengah kobaran api dan tembakan musuh.Sebuah kisah tentang
    harapan, keberanian dan kasih sayang. Sebuah cerita dari para pejuang kita
    …Berita pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan dari Jakarta diterima di
    Bandung melalui Kantor Berita DOMEI pada hari Jumat pagi, 17 Agustus 1945.
    Esoknya, 18 Agustus 1945, cetakan teks tersebut telah tersebar. Dicetak
    dengan tinta merah oleh Percetakan Siliwangi. Di Gedung DENIS, Jalan Braga
    (sekarang Gedung Bank Jabar), terjadi insiden perobekan warna biru bendera
    Belanda, sehingga warnanya tinggal merah dan putih menjadi bendera
    Indonesia. Perobekan dengan bayonet tersebut dilakukan oleh seorang pemuda
    Indonesia bernama Mohammad Endang Karmas, dibantu oleh Moeljono.Tanggal 27 Agustus 1945, dibentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR), disusul oleh
    terbentuknya Laskar Wanita Indonesia (LASWI) pada tanggal 12 Oktober 1945.
    Jumlah anggotanya 300 orang, terdiri dari bagian pasukan tempur, Palang
    Merah, penyelidikan dan perbekalan.
    Peristiwa yang memperburuk keadaan terjadi pada tanggal 25 November 1945.
    Selain menghadapi serangan musuh, rakyat menghadapi banjir besar meluapnya
    Sungai Cikapundung. Ratusan korban terbawa hanyut dan ribuan penduduk
    kehilangan tempat tinggal. Keadaan ini dimanfaatkan musuh untuk menyerang
    rakyat yang tengah menghadapi musibah.

    Berbagai tekanan dan serangan terus dilakukan oleh pihak Inggris dan
    Belanda. Tanggal 5 Desember 1945, beberapa pesawat terbang Inggris membom
    daerah Lengkong Besar. Pada tanggal 21 Desember 1945, pihak Inggris
    menjatuhkan bom dan rentetan tembakan membabi buta di Cicadas. Korban makin
    banyak berjatuhan.

    Ultimatum agar Tentara Republik Indonesia (TRI) meninggalkan kota dan
    rakyat, melahirkan politik “bumihangus”. Rakyat tidak rela Kota Bandung
    dimafaatkan oleh musuh. Mereka mengungsi ke arah selatan bersama para
    pejuang. Keputusan untuk membumihanguskan Bandung diambil melalui musyawarah
    Majelis Persatuan Perjuangan Priangan (MP3) di hadapan semua kekuatan
    perjuangan, pada tanggal 24 Maret 1946.

    Kolonel Abdul Haris Nasution selaku Komandan Divisi III, mengumumkan hasil
    musyawarah tersebut dan memerintahkan untuk meninggalkan Kota Bandung. Hari
    itu juga, rombongan besar penduduk Bandung mengalir panjang meninggalkan
    kota. Malam itu pembakaran kota berlangsung besar-besaran. Api menyala dari
    masing-masing rumah penduduk yang membakar tempat tinggal dan harta
    bendanya, kemudian makin lama menjadi gelombang api yang besar. Setelah
    tengah malam kota telah kosong dan hanya meninggalkan puing-puing rumah yang
    masih menyala.

    Pembumihangusan Bandung tersebut merupakan tindakan yang tepat, karena
    kekuatan TRI tidak akan sanggup melawan pihak musuh yang berkekuatan besar.
    Selanjutnya TRI melakukan perlawanan secara gerilya dari luar Bandung.
    Peristiwa ini melahirkan lagu “Halo-Halo Bandung” yang bersemangat membakar
    daya juang rakyat Indonesia.

  2. Perundingan Linggarjati atau kadang juga disebut Perundingan Linggajati adalah suatu perundingan antara Indonesia dan Belanda di Linggarjati, Jawa Barat yang menghasilkan persetujuan mengenai status kemerdekaan Indonesia. Hasil perundingan ini ditandatangani di Istana Merdeka Jakarta pada 15 November 1946 dan diratifikasi kedua negara pada 25 Maret 1947.Masuknya AFNEI yang diboncengi NICA ke Indonesia karena Jepang menetapkan ‘status quo’ di Indonesia menyebabkan terjadinya konflik antara Indonesia dengan Belanda, seperti contohnya Peristiwa 10 November, selain itu pemerintah Inggris menjadi penanggung jawab untuk menyelesaikan konflik politik dan militer di Asia, oleh sebab itu, Sir Archibald Clark Kerr, diplomat Inggris, mengundang Indonesia dan Belanda untuk berunding di Hooge Veluwe, namun perundingan tersebut gagal karena Indonesia meminta Belanda mengakui kedaulatannya atas Jawa,Sumatera dan Pulau Madura, namun Belanda hanya mau mengakui Indonesia atas Jawa dan Madura saja.Pada akhir Agustus 1946, pemerintah Inggris mengirimkan Lord Killearn ke Indonesia untuk menyelesaikan perundingan antara Indonesia dengan Belanda. Pada tanggal 7 Oktober 1946 bertempat di Konsulat Jenderal Inggris di Jakarta dibuka perundingan Indonesia-Belanda dengan dipimpin oleh Lord Killearn. Perundingan ini menghasilkan persetujuan gencatan senjata (14 Oktober) dan meratakan jalan ke arah perundingan di Linggarjati yang dimulai tanggal 11 November 1946.

    Dalam perundingan ini Indonesia diwakili oleh Sutan Syahrir, Belanda diwakili oleh tim yang disebut Komisi Jendral dan dipimpin oleh Wim Schermerhorn dengan anggota H.J. van Mook,dan Lord Killearn dari Inggris bertindak sebagai mediator dalam perundingan ini.

    Hasil perundingan terdiri dari 17 pasal yang antara lain berisi:

    • Belanda mengakui secara de facto wilayah Republik Indonesia, yaitu Jawa, Sumatera dan Madura.
    • Belanda harus meninggalkan wilayah RI paling lambat tanggal 1 Januari 1949.
    • Pihak Belanda dan Indonesia Sepakat membentuk negara RIS.
    • Dalam bentuk RIS Indonesia harus tergabung dalam Commonwealth /Persemakmuran Indonesia-Belanda dengan mahkota negeri Belanda sebagai kepala uni.Perjanjian Linggarjati menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat Indonesia, contohnya beberapa partai seperti Partai Masyumi, PNI, Partai Rakyat Indonesia, dan Partai Rakyat Jelata. Partai-partai tersebut menyatakan bahwa perjanjian itu adalah bukti lemahnya pemerintahan Indonesia untuk mempertahankan kedaulatan negara Indonesia. Untuk menyelesaikan permasalahan ini, pemerintah mengeluarkan Peraturan Presiden No. 6/1946, dimana bertujuan menambah anggota Komite Nasional Indonesia Pusat agar pemerintah mendapat suara untuk mendukung perundingan linggarjati.Pelaksanaan hasil perundingan ini tidak berjalan mulus. Pada tanggal 20 Juli 1947, Gubernur Jendral H.J. van Mook akhirnya menyatakan bahwa Belanda tidak terikat lagi dengan perjanjian ini, dan pada tanggal 21 Juli 1947, meletuslah Agresi Militer Belanda I. Hal ini merupakan akibat dari perbedaan penafsiran antara Indonesia dan Belanda.
  3. Perjanjian Renville adalah perjanjian antara Indonesia dan Belanda yang ditandatangani pada tanggal 17 Januari 1948 di atas geladak kapal perang Amerika Serikat sebagai tempat netral, USS Renville, yang berlabuh di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Perundingan dimulai pada tanggal 8 Desember 1947 dan ditengahi oleh Komisi Tiga Negara (KTN), Committee of Good Offices for Indonesia, yang terdiri dari Amerika Serikat, Australia, dan Belgia.      Delegasi Indonesia dipimpin oleh Perdana Menteri Amir Syarifuddin Harahap. Delegasi Kerajaan Belanda dipimpin oleh Kolonel KNIL R. Abdul Kadir Wijoyoatmojo. Delegasi Amerika Serikat dipimpin oleh Frank Porter Graham.Pemerintah RI dan Belanda sebelumnya pada 17 Agustus 1947 sepakat untuk melakukan gencatan senjata hingga ditandatanganinya Persetujuan Renville, tapi pertempuran terus terjadi antara tentara Belanda dengan berbagai laskar-laskar yang tidak termasuk TNI, dan sesekali unit pasukan TNI juga terlibat baku tembak dengan tentara Belanda, seperti yang terjadi antara Karawang dan Bekasi. Isi perjanjian:
    1. Belanda hanya mengakui Jawa tengah, Yogyakarta, dan Sumatera sebagai bagian wilayah Republik Indonesia
    2. Disetujuinya sebuah garis demarkasi yang memisahkan wilayah Indonesia dan daerah pendudukan Belanda
    3. TNI harus ditarik mundur dari daerah-daerah kantongnya di wilayah pendudukan di Jawa Barat dan Jawa Timur Indonesia di YogyakartaSebagai hasil Persetujuan Renville, pihak Republik harus mengosongkan wilayah-wilayah yang dikuasai TNI, dan pada bulan Februari 1948, Divisi Siliwangi hijrah ke Jawa Tengah.Tidak semua pejuang Republik yang tergabung dalam berbagai laskar, seperti Barisan Bambu Runcing dan Laskar Hizbullah/Sabillilah di bawah pimpinan Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo, mematuhi hasil Persetujuan Renville tersebut. Mereka terus melakukan perlawanan bersenjata terhadap tentara Belanda. Setelah Soekarno dan Hatta ditangkap di Yogyakarta, S.M. Kartosuwiryo, yang menolak jabatan Menteri Muda Pertahanan dalam Kabinet Amir Syarifuddin, Menganggap Negara Indonesia telah Kalah dan Bubar, kemudian ia mendirikan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII). Hingga pada 7 Agustus 1949, di wilayah yang masih dikuasai Belanda waktu itu, Kartosuwiryo menyatakan berdirinya Negara Islam Indonesia (NII).
  4. Dampak perundingan Renville (17 Januari 1948) bagi bangsa Belanda  dan dampak bagi Indonesia:
    • Belanda tetap berdaulat atas seluruh wilayah Indonesia samapi kedaulatan Indonesia diserahkan kepada Republik Indonesia Serikat yang segera terbentuk.
    • Republik Indonesia Serikat mempunyai kedudukan yang sejajar dengan negara Belanda dalam uni Indonesia-Belanda.
    • Republik Indonesia akan menjadi negara bagian dari RIS
    • Sebelum RIS terbentuk, Belanda dapat menyerahkan sebagain kekuasaannya kepada pemerintahan federal sementara.
    • Pasukan republic Indonesia yang berda di derah kantong haruns ditarik ke daerah Republik Indonesia. Daerah kantong adalah daerah yang berada di belakang Garis Van Mook, yakni garis yang menghubungkan dua derah terdepan yang diduduki Belanda.

Perjanjian Renville ditandatangani kedua belah pihak pada tanggal 17 Januari 1948. adapun kerugian yang diderita Indonesia dengan penandatanganan perjanjian Renville adalah sebagai berikut :

    • Indonesia terpaksa menyetujui dibentuknya negara Indonesia Serikat melalaui masa peralihan.
    • Indonesia kehilangan sebagaian daerah kekuasaannya karena grais Van Mook terpaksa harus diakui sebagai daerah kekuasaan Belanda.
    • Pihak republik Indonesia harus menarik seluruh pasukanya yang berda di derah kekuasaan Belanda dan kantong-kantong gerilya masuk ke daerah republic Indonesia.

Penandatanganan naskah perjanjian Renville menimbulkan akibat buruk bagi pemerinthan republik Indonesia, antra lain sebagai berikut:

    • Wilayah Republik Indonesia menjadi makin sempit dan dikururung oleh daerah-daerah kekuasaan belanda.
    • Timbulnya reaksi kekerasan dikalangan para pemimpin republic Indonesia yang mengakibatkan jatuhnya cabinet Amir Syarifuddin karena dianggap menjual negara kepada Belanda.
    • Perekonomian Indonesia diblokade secara ketata oleh Belanda
    • Indonesia terpaksa harus menarik mundur kesatuan-kesatuan militernya dari daerah-daerah gerilya untuk kemudian hijrah ke wilayah Republik Indonesia yang berdekatan.
    • Dalam usaha memecah belah Negara kesatuan republic Indonesia, Belanda membentuk negara-negara boneka, seperti; negara Borneo Barat, Negara Madura, Negara Sumatera Timur, dan Negara jawa Timut. Negara boneka tersebut tergabung dalam BFO (Bijeenkomstvoor Federal Overslag).

Ketika Belanda melakukan agresi militemya yang kedua, tanggal 19 Desember1948, Dewan Keamanan PBB merasa tersinggung karena tindakan Belanda tersebuttelah melanggar persetujuan gencatan senjata yang telah diprakasai oleh Komisi TigaNegara (KTN). Di dalam negeri Indonesia pun Belanda tidak memperoleh dukunganpolitik bahkan para pejuang melakukan gerilya maupun serangan umum.

5.     Faktor-Faktor yang Memaksa Belanda Keluar dari Indonesia:

Ketika Belanda melakukan agresi militemya yang kedua, tanggal 19 Desember1948, Dewan Keamanan PBB merasa tersinggung karena tindakan Belanda tersebuttelah melanggar persetujuan gencatan senjata yang telah diprakasai oleh Komisi TigaNegara (KTN). Di dalam negeri Indonesia pun Belanda tidak memperoleh dukunganpolitik bahkan para pejuang melakukan gerilya maupun serangan umum

 Menghadapi kondisi yang demikian ini maka Belanda mengubah sikapnya yakni sepakatdilakukan gencatan senjata. Penghentian tembak menembak akan mulai berlaku di Jawa tanggal 11 Agustus 1949, dan di Sumatera pada tanggal 15 Agustus 1949.Pada masa gencatan senjata itulah berlangsung Konferensi Meja Bundar di DenHaag pada tanggal 23 Agustus 1949. Dalam konferensi ini hasil utamanya antara lain bahwa Belanda akan mengakui kedaulatan Republik Indonesia Serikat pada akhir bulan Desember 1949. dengan demikian hal ini memaksa Belanda harus keluar dari bumi Indonesia.

Faktor-faktor apa saja yang memaksa Belanda harus keluar dariIndonesia:

 
a.Faktor dari Dalam
1).Dari dalam negeri Indonesia, Belanda menyadari bahwa kekuatan militernyatidak cukup kuat untuk memaksa RI tunduk kepadanya.2).Perang yang berkepanjangan mengakibatkan hancurnya perkebunan danpabrik-pabrik Belanda. Untuk menghindarkan hal itu Belanda harus mengubahstrateginya.3).Belanda tidak mendapat dukungan politik dari dalam negeri Indonesia.Ketika membujuk Sultan Hamengkubuwono IX untuk menjadi pemimpinsebuah negara di Jawa maka ditolaknya.4).Para pejuang Republik Indonesia terus melakukan perang gerilya dan seranganumum.
 
b.Faktor dari Luar 
PBB dan Amerika Serikat mengambil sikap yang lebih tegas terhadap Belanda.Amerika Serikat mengancam akan menghentikan bantuan pembangunan yangmenjadi tumpuan perekonomian Belanda.Dengan adanya faktor-faktor di atas maka diselenggarakanlah KMB yang bermuara diakuinya kedaulatan Republik Indonesia Serikat pada tanggal27 Desember 1949 sehingga memaksa Belanda keluar dari bumi Indonesia
Categories: Tugas Sejarah | Tag: , | Tinggalkan komentar

Navigasi pos

Tinggalkan komentar

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.